Bagian I Soal Pilihan Berganda
1. Sebanyak 1,35 gram logam M direaksikan secara kuantitatif menjadi senyawa oksida MO murni sebanyak 1,88 gram. Berdasarkan data tersebut maka massa atom relatif logam M adalah
A. 24,0
B. 40,0
C. 56,0
D. 63,5
E. 65,5
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi: 2M + O2 ⟶ 2MO
Jumlah zat M dan MO akan sama, ini berdasarkan perbandingan koefisien persamaan reaksinya.
Jumlah zat M = jumlah zat MO
1,35 g : (Ar M) = 1,88 g : (Ar M + Ar O)
1,35 g : (Ar M) = 1,88 g : (Ar M + 16 g)
1,35 g ´ (Ar M + 16 g) = 1,88 g ´ Ar M
1,35 g ´ Ar M + 21,6 g = 1,88 g ´ Ar M
(1,88 g – 1,35 g) ´ Ar M = 21,6 g
0,53 g ´ Ar M = 21,6 g
Ar M = 21,6 g / 0,53
Ar M = 40,75 .....................Mungkin akan dibulatkan ke bawah menjadi 40 J
2. Botol dalam keadaan hampa udara mempunyai berat 30,7400 g. Bila diisi gas hidrogen berat botol tersebut menjadi 30,9200 g. Bila botol diisi oleh gas Y beratnya 33,4400 g. Jika semua pengukuran dilakukan pada tekanan dan temperatur yang sama, maka massa molekul relatif gas Y adalah
A. 20
B. 28
C. 30
D. 38
E. 40
Pembahasan:
Massa gas hidrogen (H2) = (30,92 – 30,74) g = 0,18 g Þ mol H2 = 0,18/2 = 0,09 mol
Massa gas Y = (33,44 – 30,74) g = 2,70 g
Karena botol yang digunakan sama, maka jumlah gas Y = jumlah gas H2 = 0,09 mol
Jadi massa molar gas Y = 2,70 g : 0,09 mol = 30 g/mol ⟶ Mr Y = 30 g/mol : 1 g/mol = 30
3. Senyawa-senyawa berikut dapat mengalami reaksi adisi, kecuali
A. Propanon
B. Siklopentena
C. Etoksi propana
D. Butanal
E. 2-butena
Pembahasan:
Senyawa yang dapat mengalami reaksi adisi adalah senya yang memiliki ikatan rangkap. Senyawa yang tidak punya ikatan rangkap tidak akan mengalami reaksi adisi, dalam hal ini adalah senyawa etoksi propana.
4. Reaksi substitusi nukleofilik dengan nukleofil ion metoksida (CH3O–) dapat berlangsung pada senyawa-senyawa berikut, kecuali
Reaksi pergantian (substitusi) akan terjadi pada senyawa yang memiliki gugus pergi yang baik, seperti Br, OH, Cl. Jadi yang tidak dapat berlangsung adalah senyawa di B.
5. Untuk mendapatkan senyawa jenuh, yaitu senyawa yang tidak memiliki ikatan rangkap, dapat dilakukan reaksi-reaksi berikut, kecuali:
A. Polimerisasi kondensasi pada pembentukan peptida
B. Hidrogenasi sikloheksena dengan katalis logam
C. Reduksi aseton dengan hidrida logam
D. Adisi asam halida pada propena
E. Pembuatan polietilena
Pembahasan:
Polimerisasi kondensasi pada pembentukan peptida hasil polimernya masih memungkinkan dijumpai ikatan rangkap.
6. Diantara polimer-polimer berikut ini, yang monomernya tidak memiliki ikatan rangkap adalah
A. Polistirena
B. Polipeptida (protein)
C. Polisakarida (Amilum)
D. Polietilena
E. Polietilenglikol
Pembahasan:
Poli–etilena–glikol merupakan polimer yang dihasilkan dari reaksi monomer yang tidak memiliki ikatan rangkap yaitu etilen–glikol (etana–1,2–diol)
7. Diantara molekul-molekul berikut ini yang tidak memiliki rasa manis adalah
A. Glisin
B. Gliserol
C. Galaktosa
D. Sukrosa
E. Fruktosa
Pembahasan:
Sebenarnya semua zat yang diberikan pada soal ini memiliki rasa manis hanya tingkatannya yang berbeda. Ini sesuai data pada tabel berikut. Bagaimana dengan gliserol, gliserol itu nama lain dari gliserin, jadi gliserol juga memiliki rasa manis yang sama dengan gliserin.
8. Spirtus (metanol) dapat menghapus tinta permanen dari suatu permukaan sedangkan air tidak dapat. Penjelasan terbaik untuk hal tersebut adalah
A. Tinta permanen larut dalam air
B. Tinta permanen tak larut dalam spirtus
C. Kelarutan tinta permanen dalam metanol besar
D. Air mudah menguap seperti halnya metanol
E. Tinta permanen bersifat sangat polar
Pembahasan:
Tinta akan dapat terhapus jika ia dapat larut dalam pelarut yang sesuai. Prinsipnya zat dengan sifat sama akan dapat saling melarutkan. Spiritus (metanol) memiliki sifat polar dan tinta permananen dapat larut, artinya tinta permanen itu juga bersifat polar.
9. Diantara sifat berikut yang tidak terkait dengan koloid adalah
A. Merupakan larutan homogen
B. Dapat distabilkan oleh emulgator
C. Mengalami gerak Brown
D. Memberikan efek Tyndall
E. Dapat berupa emulsi air dalam minyak
Tanpa pembahasan.
10. Massa atom relatif karbon yang terdiri atas isotop C-12 dan C-13 adalah 12,01100. Massa
kedua isotop tersebut berturut-turut adalah 12,00000 dan 13,00335. Persentase isotop 13
C dalam campuran isotop karbon adalah
A. 1,1%
B. 2,3%
C. 5,8%
D. 8,2%
E. 10,2%
Pembahasan:
Misal bagian C-12 = x maka bagian C-13 = 1–x
12,00000 x + 13,00555 × (1–x) = 12,01100
12,00000 x + 13,00555 – 13,00555 x = 12,01100
12,00000 x – 13,00555 x = 12,01100 – 13,00555
–1,00555 x = –0,99455
x = 0,989 ⟶ 1–x = 0,011 atau 1,1%
11. Dalam suatu atom, jumlah orbital yang dapat memiliki bilangan kuantum utama n = 4 dan bilangan kuantum magnetik m = +1 adalah
A. 1 orbital
B. 2 orbital
C. 3 orbital
D. 4 orbital
E. 5 orbital
Pembahasan:
4s bilangan kuantum yang mungkin hanya = 0 (m maksimal 0, tidak ada m = +1)
4p bilangan kuantum yang mungkin adalah –1, 0, +1
4d bilangan kuantum yang mungkin adalah –2, –1, 0, +1, +2
4f bilangan kuantum yang mungkin adalah –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3
Jadi ada 3 orbital (masing-masing 1 pada 4p, 4d, 4f)
12. Atom A dan B berturut-turut mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 dan 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4. Senyawa yang dapat dibentuk oleh atom A dan B adalah
A. AB2
B. AB3
C. A2B3
D. A3B2
E. A2B
Pembahasan:
A = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 akan membentuk kation A3+ agar stabil
B = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 akan membentuk anion B2– agar stabil
Maka senyawa yang dapat dibentuk adalah A2B3
13. Jika kita membuat kurva energi ionisasi pertama terhadap nomor atom, maka atom yang mempunyai harga ionisasi lebih rendah dibandingkan atom tetangga dekatnya (yang tepat berada di sampingnya) adalah
A. atom Mg
B. atom C
C. atom P
D. atom S
E. atom Br
Pembahasan:
Sifat periodik energi ionisasi suatu unsur dari kiri ke kanan dalam satu periode adalah semakin besar dan dari atas ke bawah dalam satu golongan semakin kecil. Jadi unsur yang berada di sebelah kiri dan bagian bawah akan memiliki energi ionisasi paling rendah.
14. Energi ionisasi pertama, kedua, ketiga dan keempat atom X berturut-turut adalah 557,4 kJ/mol, 1816 kJ/mol, 2744 kJ/mol dan 11580 kJ/mol. Atom X memiliki elektron valensi sebanyak
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Pembahasan:
Jika dari data terdapat energi ionisasi sampai tingkat empat artinya jumlah elektron valensi atom X tersebut adalah 4 juga.
15. Harga koefisien reaksi a, b, dan c pada persamaan reaksi redoks di bawah ini:
a MnO4– (aq) + 16H+(aq) + bC2O42–(aq) ⟶ c Mn2+ (aq) +8H2O(l) + 10CO2(g) adalah
A. 1, 4, dan 2
B. 1, 8, dan 3
C. 2, 5, dan 2
D. 2, 10, dan 2
E. 2, 10, dan 5
Pembahasan:
Jawaban soal ini dapat ditebak. a = c dan b = ½ dari koefisien CO2.
b = ½ x 10 = 5. Di antara alternatif yang tersedia koefisien b yang sama dengan 5 ada pada alternatif C, dimana nilai a = c = 2.
16. Pada 0oC, konstanta produk ion dari air, Kw = 1,2 x 10–15. Nilai keasaman (pH) dari air murni pada 0oC yaitu
A. 7,00
B. 6,88
C. 7,56
D. 7,46
E. 7,64
Pembahasan:
H2O ⇌ H+ + OH–
[H+]=[OH–] → Kw = [H+].[OH–] → [H+]=√Kw → [H+]=√ (1,2 x 10–15)
→ [H+]= 3,464 x 10–8 → pH = –log (3,464 x 10–8) → pH = 7,46
17. Senyawa yang merupakan asam yang paling kuat yaitu
A. HCN
B. HNO3
C. H2O
D. OH–
E. CH3OH
Pembahasan:
HNO3 adalah asam paling kuat.
18. Diketahui nilai Ka asam 4-klorobenzoat (HC7H4ClO2) adalah 1,05 x 10–4. Larutan buffer mengandung campuran 0,2 M natrium 4-klorobenzoat (NaC7H4ClO2) dan 2,0 M asam 4-klorobenzoat. Nilai keasaman (pH) dari larutan buffer tersebut yaitu
A. 2,35
B. 2,98
C. 3,98
D. 4,98
E. 5,53
Pembahasan:
pH = –log [H+] = –log (1,05×10–3) = 2,98
19.
Diketahui E0 Ag+|Ag = +0,80 V; E0 Cl2|Cl− = +1,36 V; dan E0 H+|H2 = +0,0 V. Berdasarkan rangkaian sel elektrokimia di atas, reaksi yang terjadi pada anoda adalah
A. Ag+ + e− ⟶ Ag
B. Ag ⟶ Ag+ + e−
C. 2Cl− ⟶ Cl2 + 2e−
D. Cl2 + 2e− ⟶ 2Cl−
E. H2 ⟶ 2 H+ + 2e−
Pembahasan:
Di anoda akan terjadi reaksi oksidasi, dari data tersebut yang berpeluang mengalami reaksi oksidasi adalah Ag ⟶ Ag+ + e− karena potensial reduksi standarnya bernilai lebih kecil dibanding Cl.
20. Perubahan massa elektroda yang terjadi ketika sel elektrokimia pada soal nomor 19 dioperasikan adalah
Massa anoda | Massa katoda | |
A. | bertambah | tidak ada perubahan |
B. | berkurang | bertambah |
C. | berkurang | tidak ada perubahan |
D. | bertambah | berkurang |
E. | tidak ada perubahan | bertambah |
Katoda menggunakan elektroda inert artinya tidak akan turut bereaksi dan massanya akan tetap (tidak ada perubahan). Anoda akan berkurang karena Ag akan melarut menjadi ion Ag+
21. Suatu sel Volta disusun menggunakan dua elektroda besi dalam larutan Fe2+ dengan menggunakan dua konsentrasi yang berbeda pada setiap ruang. Diketahui potensial reduksi standar Fe (E0 Fe2+|Fe) sebesar −0,44 V.
Potensial sel konsentrasi tersebut terukur sebesar 0,047 V pada suhu 25oC.
Jika salah satu konsentrasi larutan Fe2+ adalah 0,10 M maka kosentrasi larutan Fe2+ yang lain sebesar
A. 1,5 × 10–2 M
B. 2,8 × 10–5 M
C. 3,5 × 10–4 M
D. 9,2 × 10–2 M
E. 2,6 × 10–3 M
Pembahasan:
Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Nernst
E = E0 – 0,0592/n × log [red]/[oks]
0,047 = 0 – 0,0592/2 × log [x]/[0,1]
0,047 = –0,0296 × log (x/0,1)
1,5878 = – log (x/0,1)
1,5878 = log 0,1 – log x
Log x = –1 – 1,58783
Log x = –2,58783
x = 10–2,58783
x = 0,00258 ~ 0,0026 ~ 2,6 × 10–3 M
22. Persamaan reaksi kimia yang menunjukkan hubungan Kp = Kc adalah
A. MgCO3(s) + 2 HCl(g) ⇌ MgCl2(s) + CO2(g) + H2O(l)
B. C(s) + O2(g) ⇌ CO2(g)
C. CH4(g) + 2O2 (g) ⇌ CO2(g) + 2H2O(l)
D. Zn(s) + 2 HCl (aq) ⇌ H2(g) + ZnCl2(aq)
E. 2N2(g) + 5O2(g) ⇌ 2N2O5(g)
Pembahasan:
Kp akan sama dengan Kc jumlah koefisien GAS ruas kiri sama dengan jumlah koefisien GAS ruas kanan.
Ingat.....! Kp = Kc(RT)∆n
23. Larutan jenuh suatu basa kuat MOH memiliki pH = 11. Tetapan kesetimbangan kelarutan (Ksp) basa tersebut adalah
A. 1,0 × 10−6
B. 1,0 × 10−11
C. 5,0 × 10−11
D. 2,5 × 10−12
E. 1,0 × 10−22
Pembahasan:
pH = 11 → pOH = 3 → [OH–] = 10–3M
MOH ⇌ M+ + OH–
10–3M 10–3M
Ksp = [M+][OH–] = 10–3 x 10–3 = 1 × 10–6
24. Volume larutan NaOH 0,10 M yang diperlukan untuk menetralkan 15 mL larutan H3PO4 0,10 M adalah
A. 5,00 mL
B. 15,00 mL
C. 30,00 mL
D. 45,00 mL
E. 50,00 mL
Pembahasan:
Ketika reaksi penetralan terjadi maka jumlah basa sebanding dengan jumlah asam
Jumlah H3PO4 = 0,1M x 15 mL = 1,5 mmol
Berdasarkan perbandingan koefisien persamaan reaksi
3NaOH + H3PO4 → Na3PO4 + 3H2O
3 × 1,5 mmol 1,5 mmol
Jadi jumlah NaOH = 3 x 1.5 mmol = 4,5 mmol
Jadi volume NaOH = 4,5 mmol : 0,1 M = 45 mL
25. Diantara senyawa-senyawa klorida di bawah ini yang memiliki titik leleh yang paling rendah adalah
A. MgCl2
B. AlCl3
C. SiCl4
D. PCl3
E. SCl2
Pembahasan:
Ini adalah senyawaan klorida seperiode, MgCl2 adalah senyawa ionik kuat, untuk membuatnya leleh diperlukan energi yang besar dibandingkan deretan senyawa klorida yang ada pada alternatif jawaban.
26. Reaksi lelehan BCl3 dengan lelehan NaCl menghasilkan ion BCl4–, yang memiliki bentuk geometri
A. Segitiga piramida
B. segiempat planar
C. tetrahedral
D. bent
E. segitiga planar
Pembahasan:
Jumlah elektron valensi
1×B termasuk golongan 3A artinya elektron valensinya hanya 3. = 1 x 3 = 3
4×Cl termasuk golongan 7A artinya punya elektron valensi 7 = 4 × 7 = 28
Bermuatan negatif 1 berarti punya tambahan 1 elektron
Total elektron valensi = 3 + 28 + 1 = 32 ⟶ 8(4) ⟶ AX4 ⟶ tetrahedral
27. Presentasi ionisasi dari larutan HNO2 0,01 M ( Ka = 7,1 x 10–4) adalah
A. 2,7 %
B. 5,4 %
C. 8,4 %
D. 13,5 %
E. 26, 5 %
Pembahasan:
Ka = [H+][ NO2–] : [HNO2]
Ka [HNO2] = [H+][ NO2–]
7,1 × 10–4 × 0,01 = x × x
x = 2,66 × 10–3
Anggap volume larutan 1 L.
HNO2 | ⇌ | H+ | + | NO2– | |
Mol Awal | 0,01 | ||||
Mol Bereaksi | 2,66 × 10–3 | 2,66 × 10–3 | 2,66× 10–3 | ||
Kesetimbangan | 2,7 × 10–3 | 2,7 × 10–3 |
Derajat ionisasi = (2,66 × 10–3: 0,01) × 100%
Derajat ionisasi = 2,66 × 10–1 × 100% = 26,6%
28. Dalam fotografi, padatan AgBr yang tersisa dilarutkan dalam larutan Na2S2O3. Ion Ag+ bereaksi dengan ion S2O3 membentuk senyawa kompleks [Ag(S2O3)2]3-, dengan persamaan reaksi sebagai berikut
AgBr (s) ⇌ Ag+ (aq) + Br-(aq) Ksp = 5,4 × 10-13
Ag+(aq) + 2 S2O32-(aq) ⇌ [Ag(S2O3) 2]3-(aq) Kf = 2,0 × 1013
Jumlah padatan AgBr yang dapat larut dalam 125 mL larutan Na2S2O3 1,20 M adalah
A. 7,14 g
B. 12,22 g
C. 14,08 g
D. 16,72 g
E. 40,65 g
Pembahasan:
AgBr (s) ⇌ Ag+ (aq) + Br–(aq) ⟶ Ksp = 5,4 × 10-13
Ag+(aq) + 2 S2O32-(aq) ⇌ [Ag(S2O3) 2]3-(aq) ⟶ Kf = 2,0 × 1013
AgBr (s) + 2 S2O32-(aq) ⇌ [Ag(S2O3) 2]3-(aq) + Br–(aq) ⟶K = Ksp × Kf =10,8
AgBr (s) | + | 2 S2O32-(aq) | ⇌ | [Ag(S2O3) 2]3-(aq) | + | Br–(aq) | |
Awal | * | 1,2 M | – | – | |||
Berubah | * | –2x | x | x | |||
Kesetimbangan | * | 1,2 – 2x | x | x |
K = (x × x)÷(1,2 – 2x)2
10,8 = (x × x)÷(1,2 – 2x)2
10,8 (1,2 – 2x)2 = (x × x)
10,8 (1,44 – 4,8x + 4x2) = x2
43,2x2 – 51,84 x + 15,552 = x2
42,2x2 – 51,84 x + 15,552 = 0
Dari hasil hitung diperoleh x = 0,52077 M atau x = 0,70767 M
Untuk x = 0,70767 M ⟶ 2x = 1,41534 M, ini tidak mungkin, karena jumlah konsentrasi 2 S2O32-(aq) tidak mungkin melebih 1,2 M
[Br–] = 0,52077 M setara dengan 0,52077 M × 125 mL = 65,09625 mmol
Karena koefisien reaksi Br– dengan AgBr sama maka jumlah AgBr = 65,09625 mmol
Massa molar AgBr = 187,77 g/mol
Jika AgBr 65,09625 mmol = 0,06509625 mol × 187,77 g/mol = 12,2231228625 g
Alternatif jawaban yang paling mendekati adalah B. 12,22 g
29. Senyawa karbon yang tidak mempunyai jenis isomer apapun adalah
A. CHBr=CHBr
B. CH3–CH2Br
C. CH3–CH2OH
D. CH3–(C=O)–CH3
E. CH3–CH2–COOH
Pembahasan:
CHBr=CHBr haloalkena memiliki isomer cis–trans (isomer geometris)
CH3–CH2OH alkohol berisomer fungsi dengan eter
CH3–(C=O)–CH3 alkanon(keton) berisomer fungsi dengan alkanal (Aldehid)
CH3–CH2–COOH asam alkanoat (asam karboksilat) berisomer fungsi dengan ester
30. Gas asetilena dapat dibuat menurut reaksi:
CaC2(s) + 2H2O (l) ® Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Kalor pembakaran gas ini adalah 320 kkal/mol. Jika dalam suatu proses digunakan 160 g CaC2 (Mr = 64) dan dengan asumsi bahwa hanya 60% berat CaC2 yang bereaksi, maka pada pembakaran asetilena yang terbentuk akan dihasilkan kalor sebanyak
A. 960 kkal
B. 800 kkal
C. 640 kkal
D. 480 kkal
E. 320 kkal
Pembahasan:
Massa CaC2 yang bereaksi = 60% × 160 g = 96 g = 96g ÷ 64 g/mol = 1,5 mol
Perbandingan koefisien CaC2 dengan C2H2 adalah 1:1 maka jumlah C2H2 juga sama dengan 1,5 mol.
Diketahui dari soal bahwa kalor pembakaran C2H2 adalah 320 kkal setiap 1 mol maka pembakaran asetilina yang terbentuk akan menghasilkan kalor sebanyak 1,5 mol × 320 kkal/mol = 480 kkal. Sumber markasbelajar.blogspot.com